![](https://kampungpasarmodal.com/upload/11ca21f04b-home-banner.jpg)
CLOSE
Hati-hati IHSG Rawan Koreksi!
Indeks pada perdagangan kemarin ditutup menguat pada level 6342. Ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks ditopang oleh Properties & Real Estate (3.854%), Energy (3.816%), Basic Materials (3.148%), Industrials (2.582%), Financials (1.874%), Consumer Non-Cyclical (1.488%), Infrastructures (0.695%), Consumer Cyclicals (0.186%), kendati dibebani oleh sektor Healthcare (-0.03%), Transportation & Logistic (-0.385%), Technology (-0.509%) yang mengalami pelemahan walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6286 dan level resistance 6372.
Untuk bursa US pada penutupan perdagangan hari Senin mengalami penurunan di ketiga indeknya masing-masing untuk Dow Jones -0,94%, Nasdaq Composite -2,14%, dan S&P 500 -1,30%. Pelemahan yang terjadi pada awal pekan ini lebih kepada minimnya katalis yang menjadi pendorong pergerakan indeks dan memicu adanya akumulasi beli. Sehingga bursa US cenderung bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini.
Beberapa katalis yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar untuk hari ini diantaranya terkait pelemahan ketiga indeks bursa US pada penutupan perdagangan di hari Senin yang dikhawatirkan akan mendorong pergerakan indeks domestik juga cenderung melemah. Kemudian pada awal pekan kemairn IHSG ditutup menguat cukup signifikan yakni 1,83% sehingga pada hari Selasa ini ada potensi bagi investor untuk melakukan aksi profit taking.
Kemudian katalis lain datang dari pergerakan harga komoditas terutama harga komoditas energi. Pada penutupan perdagangan hari Senin hampir semua harga komoditas mengalami keniakan kecuali dari nikel yang melemah -0,06%. Kenaikan tertinggi masih terjadi pada komoditas batubara yang menguat sebesar +5,26% (Oktober/Newcastle) dan +10,30% (November/Newcastle).
Tren lanjutan dari penguatan batubara ini disebabkan oleh adanya permintaan yang masih cukup tinggi di beberapa negara-negara konsumen terbesar seperti India, China dan beberapa negara Eropa. Konsumsi listrik harian di India bahkan meningkat hingga lebih dari 4 miliar unit per hari. Peningkatan signifikan ini belum pernah terjadi sebelumnya karena adanya pemulihan ekonomi juga, kemudian hujan lebat juga menghambat produksi batubara di India cukup terganggu sehingga supply-nya menipis utnuk pembangkit listrik. Musim dingin yang terjadi beberapa negara juga masih menjadi faktor utama kenaikan harga komoditas energi ini.
Selain batubara, harga CPO juga meningkat pada penutupan kemarin yakni 1,98%. Kenaikan harga CPO dikarenakan adanya supply yang tidak terlalu banyak, kemudian musim dingin yang mendorong permintaan bahan bakar. Kenaikan harga CPO ini merupakan katalis positif bagi Indonesia yang meurpakan salah satu negara eksportir CPO terbesar di dunia. Bahkan guna tetap menjaga permintaan yang ada ditengah kenaikan harga CPO secara global, pemeirntah India melakukan pemotongan bea masuk komoditas CPO sebesar 10% menjadi 2,5%. Hal ini dilakukan agar kenaikan secara global harga komoditas ini tidak mempengaruhi harga beberapa produk berbahan dasar CPO menjadi mahal dan permintaan tetap terjaga.
Outlook, untuk komoditas CPO hingga akhir tahun terbilang cukup positif. Peningkatan permintaan akan terjadi sampai dengan akhir tahun terutama dari India, yang mana pada akhir tahun biasanya ada perayaan hari besar Diwali dan Dhanteras yang biasanya meningkatkan konsumsi rumah tangga disana termasuk konsumsi produk berbahan dasar CPO.
Pertemuan OPEC+ baru saja dilakukan pada hari Senin kemarin dan menghasilkan beberapa keputusan untuk mengendalikan harga minyak mentah yang cukup meningkat. Minyak mentah pada penutupan perdagangan kemarin ditutup menguat 2,19%. Keputusan yang dihasilkan tersebut bahwa OPEC+ setuju untuk menambah produksi dibulan November sebesar 800.000 barel, jatah penambahan untuk dibulan Desember dimajukan ke November guna menstabilkan hartga minyak mentah secara global serta mengimbangi dengan permintaan yang sudah cukup tinggi. Sebagai Informasi, sebelumnya OPEC+ telah sepakat untuk menambah produksi minyak pada bulan Agustus hingga Desmeber 2021 dengan total 5,8 juta barel. Namun, dengan adanya kesepakatan ini maka kenaikan ini hanya akan dilakukan sampai dengan November 2021.
Untuk beberapa Indikator ekonomi yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar hari ini diantaranya rilsinya neraca perdagangan, eskpor, impor US yang di proyeksikan tumbuh lebih baik dibanidngkan bulan Juli, utnuk eskpor diproyeksikan emningkat USD 214,3 miliar dari sebelumnya USD 212,8 miliar. Untuk Impornya diproyeksikan tumbuh USD 285,1 miliar dari sebelumnya USD 282,9 miliar.
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com